Krisis Ekonomi Dunia yang berkepanjangan
bukan hanya berdampak pada negara maju seperti Amerika dan Eropa namun
juga terhadap negara-negara berkembang salah satunya adalah Indonesia.
Semua harga harga produk baik produk local maupun yang impor terkena
imbasnya krisis ekonomi ini, sehingga harga yang melambung tinggi ini
sulit untuk dijangkau oleh pembeli. Seperti halnya produk gula dalam
negeri yang sebelumnya terjadi kenaikan harga karena Krisis ekonomi ini.
Terjadinya kenaikan harga ini dikarenakan persediaan bahan baku gula
yang menipis. Petani Tebu lokal mengalami masa sulit panen dalam
beberapa bulan karena persediaan pupuk yang terbatas dan juga harganya
pupuk yang melambung tinggi. Persediaan bahan baku gula yang terbatas
ini secara otomatis mengakibatkan harga gula pun naik dan persedian gula
pun terbatas, di lain pihak permintaan pembeli akan gula terus
meningkat.
Menaggapi hal ini,
maka langkah yang diambil pemerintah sebagai respon untuk menurunkan
harga gula di pasaran sangatlah tepat. Kerja sama yang dilakukan oleh
Perum BULOG dan beberapa PT Perkebunan Nusantara dalam mengembangkan
jaringan distribusi gula pasir alternatif dan dengan kerja sama ini
memungkingkan Perum BULOG dapat menjual gula dengan harga yang relatife
lebih murah dibandingkan dengan distributor lain. Masuknya Perum BULOG
dalam mata rantai distribusi gula ini pula akan sangat menguntungkan
petani tebu, karena dalam kerja sama ini BULOG membeli gula pasir PTPN
(PT. Perkebunan Nusantara) dan RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) dengan
harga Rp. 5.200 per Kg dan menjualnya dengan harga diatas Rp 5.300 per
Kg dan dengan harga jual yang sedikit Rp 5.300 per Kg inik akan menyeret
turun harga gula di tingkat konsumen serta dapat membuat produk gula
pasir lokal lebih kompetitif.
Artikel ini diangkat dari harian umum KOMPAS rubrik Bisnis dan Keuangan pada Kamis 27 Nopember 2008
Source : http://onlinebuku.com/2009/03/11/strategi-bulog-untuk-menekan-harga-gula-di-pasaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar