Gambaran mengenai rantai pasok yang
ideal adalah dengan menyinkronkan aktivitas disepanjang rantai pasok,
mulai dari titik penjualan merunut kebelakang sampai dengan penyediaan
bahan mentah. kita dapat mngambil contoh dari industri ritel dimana
rantai pasok berperan penting, contohnya saja pusat distribusinya. di
tempat ini setiap paket barang yang dari pabrik harus dibuka dan isinya
diperiksa secara manual, baik kondisi maupun jumlahnya, dan kemudian
ditentukan barang ini akan dikirim ke toko A, Toko B dst. proses ini pun
akan semakin rumit ketika suatu paket terdiri dari beberapa jenis
barang. ketika barang dikirim ke tempat tujuan, timbul lagi satu masalah
baru, bagaimana kita melacak keberadaan barang, apakah sudah sampai di
tujuan atau malah nyasar ke tempat lain?
Ritel adalah tahap
akhir dari suatu distribusi, yaitu perpindahan produk secara fisik dari
produsen hingga ke tangn konsumen. selain sebagai fungsi distribusi,
retailer membentuk komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan dan
dengan distributor. Bisnis ritel terdiri dari beberapa aktivitas yang
saling mendukung dan mempengaruhi sehingga terjadi kegiatan perdagangan
antara pedagang dan konsumen. jadi bisnis ritel tidak bisa terdiri dari
satu kegiatan saja karena bisnis ritel terlibat dalam penjualan barang
dan jasa kepada konsumen untuk kebutuhan mereka, sehingga dapat
dikatakan ritel juga merupakan bisnis yang berinteraksi langsung dengan
konsumen. Ritel berbeda dengan distributor, yang merupakan perantara
dalam proses distribusi produk dan jasa karena tidak menjual produk dan
jasa kepada konsumen akhir melainkan kepada pelaku bisnis seperti
pabrik dan pengecer. oleh karena itu dalam saluran distribusi, retailing
memainkan suatau peranan penting sebagai penengah antara produsen,
agen, dan para pemasok lain dengan para konsumen akhir.
Di toko, gerai,
supermarket, hypermarket atau lainnya yang menjadi tempat interaksi
perusahaan ritel dengan para konsumennya, masalah dan tantangan yang
dihadapi pun tidak sedikit. Seringkali, para peritel tidak selalu tahu
berapa aset yang mereka miliki ataupun keberadaannya. Sebagai
kompensasinya, mereka pun selalu menyetok barang.
Solusi semacam ini
jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan tidak seluruhnya
memecahkan masalah. Belum lagi, masalah-masalah yang terkait dengan
ketidakcocokan antara jumlah barang dalam sistem inventaris dengan hasil
pengecekan fisik pada saat proses stock opname misalnya, baik akibat
salah input maupun akibat pengutilan barang.
Bisa juga masalah itu
datang dari segi konsumen, mungkin beberapa orang pernah mengalami
ketika sudah sampai disupermarket tenyata barang yang kita cari tidak
ada dirak yang seharusnya, dan ketika menanyakan kepada petugas mereka
menjawab tidak thau.atau ketika kita sudah mendapatkan barng yang kita
cari, kita harus menghadapi antrian yang sangat panjang di kasir,
mungkin antrian tadi tidak seberapa di banding saat kita tiba dirumah
dengan barang belanjaan kita, kita menemukan sebuah barang yang sudah
melewati batas kadaluarsa.
situasi yang dihadapi
oleh industri ritel semacam itu mungkin hanya sebagian kecil dari contoh
masalah dan tantangan yang dihadapi oleh para industri ritel saat ini.
selain harus menghadapi inventory chaos, para peritel juga dihadapkan
pada karakteristik konsumen yang terus berubah, jadi selain keakuratan
harga, ukuran terpenting dalam kepuasan konsumen adalah sistem check out
yang efisien dan ketersediaan barang. selain itu konsumen pun semakin
pintar, mereka cenderung tidak loyal pada satu entitas ritel tertentu
dan sangat sensitif terhadap harga, waktu, value, dan informasi. meski
sebagian besar para industri ritel tahu tentang masalah ini dan berusaha
menghadapinya, namun konsumen selalu menuntut lebih.
Masalah-masalah
seperti itu mungkin saja bisa dipecahkan oleh beberapa macam cara,
pertama kita harus menumbuhkan relationship marketing yaitu pendekatan
pelanggan pemasaran pada pelanggannya yang meningkatkan pertumbuhan
jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan, pelanggan
yang baik merupakan suatu aset dimana bila ditangani dan dilayani dengan
baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi
suatu badan usaha.
Mungkin kita dapat
mengambil contoh dari Toserba Yogya, dimana perusahaan tersebut
mengutamakan pelayanan yang baik, dengan cara mengajak pelanggan menjadi
membership Yogya, dengan begitu pelanggan akan mendapatkan diskon
apabila telah menjadi member Yogya. contoh lain pemecahan masalah dimana
konsumen kesal ketika harus mengantri panjang di kasir padahal tidak
banyak produk yang dia beli, Toserba Yogya seperti yang saya alami
mereka mempunyai kassa dimana hanya max 6 barang saja yang dapat
dilakukan transaksi pembayaran pada kassa tersebut. cara seperti ini
dapat memudahkan para konsumen yang tidak membeli terlalu banyak barang
tidak perlu mengantri di kassa terlalu lama.
Contoh yang lainnya
adalah di SOGO departement Store, mereka berpendapat mengenai customer
service yaitu merupakan aktivitas tang dilakukan oleh ritel yang
berkaitan dengan konsumen yang membeli jasa atau barang yang mereka
jual. cutomer service sangat diperlukan untuk membina hubungan jangka
panjang dengan cara memberikan pelayanan tambahan sehingga membedakan
antara produk perusahaan dan produk pesaing. Dengan bertambahnya
perusahaan ritel maka tidak salah jika customer service di perlukan
untuk mempertahankan pelanggan.
ataupun seperti yang
telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan diseluruh dunia yaitu
Loyalty Programs ialah program promosi yang dirancang ubtuk membangun
hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan
dengan pelanggan. kuncinya untuk mencipyakan pembelian yang
terus-menerus dari sebuah produk atau jasa tertentu.
Ada juga cara-cara
lain misalnya dengan memberikan website khusus untuk pelanggan yang
ingin memberikan saran dan kritik, dimana dalam website tersebut
pelanggan juga dapat melihat produk-produk terbaru dari perusahaan itu.
Beberapa cara
penanganan diatas dilakukan dengan harapan akan ada hubungan yang baik
antara pelanggan maka akan terjadi ikatan emosional yang semakin baik
dan hal ini akan membantu untuk menciptakan ikatan yang semakin harmonis
dengan pelanggan.
Source : http://onlinebuku.com/2008/11/12/solusi-dari-tantangan-dan-masalah-yang-dialami-para-industri-ritel/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar